Rabu, 18 Mei 2016

penyebab hidrosefalus

Penyebab hidrosefalus pada bayi di kandungan dan baru lahir


Hasil gambar untuk bayi hidrosefalus
Penyebab hidrosefalus pada bayi di kandungan dan baru lahir




Hasil gambar untuk bayi hidrosefalus
Penyebab hidrosefalus pada bayi di kandungan dan baru lahir
Penyebab hidrosefalus pada bayi di kandungan dan baru lahir- hidrosefalus adalah penyakit yang terjadi karena adanya gangguan atau kelainan akibat cairan di dalam otak. Hidrosefalus ini berasal dari bahasa yunani yang berarti kepala air. Penyebab hidrosefalus adalah adanya cairan yang berlebihan dan terakumulasi di otak tepatnya ada si ventrikel serebral , ruang subdural atau ruang subarachnoid. Gangguan akibat kelebihan cairan ini akan meningkatkan jumlah cairan tersebut dan selanjutnya akan menekan jaringan yang ada di dalam otak dan sekitarnya terutama pusat syaraf yang vital. Oleh arena penyakit ini sering terjadi pada bayi yang baru lahir atau banyaknya bayi yang dilahirkan dengan penyakit hidrosefalus ini, maka lebih baik kita mengetahui penyebab hidrosefalus pada bayi di kandungan dan baru lahir agar bisa mengurangi jumlah bayi yang menderita penyakit ini.
Penyebab hidrosefalus pada bayi yang baru lahir bisa disebabkan oleh :
  1. Produksi cairan cerebrosfinal fluid (CSF) yang berlebihan
  2. Terjadi penyumbatan yang membuat cairan CSF ini menjadi tidak bisa kering.
  3. Adanya   tumor otak
  4. Adanya kanker
  5. Adanya kista di bagian otak
  6. Adanya malformasi otak
  7. Adanya cedera di bagian otak
  8. Adanya infeksi di bagian otak karena jamur atau bakteri dan parasit
  9. Adanya masalah tau gangguan radang otak
  10. Adanya masalah atau kelainan di pembuluh darah yang ada di otak
  11. Adanya pendarahan di otak
Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang bisa menjadi penyebab hidrosefalus bayi dalam kandungan seperti :
  1. Cacar tabung saraf
  2. Infeksi yang terjadi saat kehamilan
  3. Adanya infeksi otak
  4. Adanya malformasi otak
  5. Adanya cedera otak
  6. Adanya pendarahan yang terjadi di otak
Gejala hidrosefalus
Gejala penyebab hidrosefalus pada anak dan balita yang bisa dilihat adalah :
  1. Anak sering merasakan sakit kepala
  2. Anak sering mengalami mual dan muntah
  3. Terjadi masalah keseimbangan dalam pertumbuhannya
  4. Anak mengalami sulit berjalan
  5. Ada koordinasi yang lemah
  6. Inkontinensia
  7. Perubahan kepribadian
  8. Linglung
  9. Dementia
  10. Koma hingga bisa menyebabkan kematian
Gejala penyebab hidrosefalus pada bayi adalah :
  1. Perkembangan yang lambat
  2. Kehilangan hasil perkembangan
  3. Ada muncul titik lembut di bagian kepala
  4. Muncul lingkar kepala yang besar.
Pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari penyebab hidrosefalus adalah :
  1. Memeriksakan kehamilan
  2. Melakukan vaksinasi pada anak-anak
  3. Melindungi diri dari cedera saat hamil dan
  4. Menghindari cedera pada anak

Senin, 16 Mei 2016

asuhan sayang ibu sebagai kebutuhan dasar persalinan

Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

Hasil gambar untuk gambar ibu hamil
Persalinan adalah proses yang fisiologis dan merupakan kejadian yang menakjubkan bagi seorang ibu dan keluarga. Penatalaksanaan yang terampil dan handal dari bidan serta dukungan yang terus-menerus dengan menghasilkan persalinan yang sehat dan memuaskan  dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan.
Sebagai bidan, ibu akan mengandalkan pengetahuan, keterampilan dan pengambilan keputusan dari apa yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk :

  1. Mendukung ibu dan keluarga baik secara fisik dan emosional selama persalinan dan kelahiran.
  2. Mencegah membuat diagnosa yang tidak tepat, deteksi dini dan penanganan komplikasi selama persalinan dan kelahiran.
  3. Merujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila terdeteksi komplikasi.
  4. Memberikan asuhan yang akurat dengan meminimalkan intervensi.
  5. Pencegahan infeksi yang aman untuk memperkecil resiko.
  6. Pemberitahuan kepada ibu dan keluarga bila akan dilakukan tindakan dan terjadi penyulit.
  7. Memberikan asuhan bayi baru lahir secara tepat.
  8. Pemberian ASI sedini mungkin.
Kebutuhan dasar selama persalinan tidak terlepas dengan asuhan yang diberikan bidan. Asuhan kebidanan yang diberikan, hendaknya asuhan yang sayang ibu dan bayi. Asuhan yang sayang ibu ini akan memberikan perasaan aman dan nyaman selama persalinan dan kelahiran.

Konsep Asuhan Sayang Ibu

Konsep asuhan sayang ibu menurut Pusdiknakes, 2003 adalah sebagai berikut:
  1. Asuhan yang aman berdasarkan evidence based dan ikut meningkatkan kelangsungan hidup ibu. Pemberian asuhan harus saling menghargai budaya, kepercayaan, menjaga privasi, memenuhi kebutuhan dan keinginan ibu.
  2. Asuhan sayang ibu memberikan rasa nyaman dan aman selama proses persalinan, menghargai kebiasaan budaya, praktik keagamaan dan kepercayaan dengan melibatkan ibu dan keluarga dalam pengambilan keputusan.
  3. Asuhan sayang ibu menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah dan tidak perlu intervensi tanpa adanya komplikasi.
  4. Asuhan sayang ibu berpusat pada ibu, bukan pada petugas kesehatan.
  5. Asuhan sayang ibu menjamin ibu dan keluarganya dengan memberitahu tentang apa yang terjadi dan apa yang bisa diharapkan.
Badan Coalition Of Improving Maternity Services (CIMS) melahirkan Safe Motherhood Intiative pada tahun 1987. CIMS merumuskan sepuluh langkah asuhan sayang ibu sebagai berikut:
  1. Menawarkan adanya pendampingan saat melahirkan untuk mendapatkan dukungan emosional dan fisik secara berkesinambungan.
  2. Memberi informasi mengenai praktek kebidanan, termasuk intervensi dan hasil asuhan.
  3. Memberi asuhan yang peka dan responsif dengan kepercayaan, nilai dan adat istiadat.
  4. Memberikan kebebasan bagi ibu yang akan bersalin untuk memilih posisi persalinan yang nyaman bagi ibu.
  5. Merumuskan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk pemberian asuhan yang berkesinambungan.
  6. Tidak rutin menggunakan praktek dan prosedur yang tidak didukung oleh penelitian ilmiah tentang manfaatnya, seperti: pencukuran, enema, pemberian cairan intervena, menunda kebutuhan gizi, merobek selaput ketuban, pemantauan janin secara elektronik.
  7. Mengajarkan pada pemberi asuhan dalam metode meringankan rasa nyeri dengan/ tanpa obat-obatan.
  8. Mendorong semua ibu untuk memberi ASI dan mengasuh bayinya secara mandiri.
  9. Menganjurkan tidak menyunat bayi baru lahir jika bukan karena kewajiban agama.
  10. Berupaya untuk mempromosikan pemberian ASI dengan baik.

Prinsip Umum Sayang Ibu

Prinsip-prinsip sayang ibu adalah sebagai berikut:
  1. Memahami bahwa kelahiran merupakan proses alami dan fisiologis.
  2. Menggunakan cara-cara yang sederhana dan tidak melakukan intervensi tanpa ada indikasi.
  3. Memberikan rasa aman, berdasarkan fakta dan memberi kontribusi pada keselamatan jiwa ibu.
  4. Asuhan yang diberikan berpusat pada ibu.
  5. Menjaga privasi serta kerahasiaan ibu.
  6. Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional.
  7. Memastikan ibu mendapat informasi, penjelasan dan konseling yang cukup.
  8. Mendukung ibu dan keluarga untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan.
  9. Menghormati praktek-praktek adat dan keyakinan agama.
  10. Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu/ keluarganya selama kehamilan, persalinan dan nifas.
  11. Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Asuhan Sayang Ibu Selama Persalinan

Menurut Pusdiknakes (2003), upaya penerapan asuhan sayang ibu selama proses persalinan meliputi kegiatan:
  1. Memanggil ibu sesuai nama panggilan sehingga akan ada perasaan dekat dengan bidan.
  2. Meminta ijin dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan bidan dalam pemberian asuhan.
  3. Bidan memberikan penjelasan tentang gambaran proses persalinan yang akan dihadapi ibu dan keluarga.
  4. Memberikan informasi dan menjawab pertanyaan dari ibu dan keluarga sehubungan dengan proses persalinan.
  5. Mendengarkan dan menanggapi keluhan ibu dan keluarga selama proses persalinan.
  6. Menyiapkan rencana rujukan atau kolaborasi dengan dokter spesialis apabila terjadi kegawatdaruratan kebidanan.
  7. Memberikan dukungan mental, memberikan rasa percaya diri kepada ibu, serta berusaha memberi rasa nyaman dan aman.
  8. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik meliputi sarana dan prasarana pertolongan persalinan.
  9. Menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi ibu selama proses persalinan.
  10. Membimbing suami dan keluarga tentang cara memperhatikan dan mendukung ibu selama proses persalinan dan kelahiran bayi, seperti: memberikan makan dan minum, memijit punggung ibu, membantu mengganti posisi ibu, membimbing relaksasi dan mengingatkan untuk berdoa.
  11. Bidan melakukan tindakan pencegahan infeksi.
  12. Menghargai privasi ibu dengan menjaga semua kerahasiaan.
  13. Membimbing dan menganjurkan ibu untuk mencoba posisi selama persalinan yang nyaman dan aman.
  14. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak kontraksi.
  15. Menghargai dan memperbolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak merugikan.
  16. Menghindari tindakan yang berlebihan dan membahayakan.
  17. Memberi kesempatan ibu untuk memeluk bayi segera setelah lahir dalam waktu 1 jam setelah persalinan.
  18. Membantu ibu memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran bayi dengan membimbing ibu membersihkan payudara, posisi menyusui yang benar dan penyuluhan tentang manfaat ASI.

Referensi

Depkes RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal. Edisi Baru Dengan Resusitasi, Jakarta.
Depkes RI, 2001, Catatan Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan, Jakarta.
Draft, 2001, Pelatihan Pelayanan Kebidanan, Jakarta.
Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO, 2003, Asuhan Intrapartum, Jakarta.
Image, makingmothersdoula.com

Jumat, 13 Mei 2016

kanker mioma uteri

Mioma uteri 

 

Mioma Uteri:adalah tumor pada dinding rahim. Mioma juga disebut mioma, myom, tumor otot rahim atau tumor fibroid,karena berasal dari sel jaringan fibro.
Jumlah penderita belum diketahui secara akurat karena banyak yang tidak merasakan keluhan sehingga tidak segera memeriksakannya ke dokter, namun diperkirakan sekitar 20-30% terjadi pada wanita berusia di atas 35 tahun.
Riwayat penyakit
Asal mulanya penyakit mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Beberapa teori menyebutkan pertumbuhan tumor ini disebabkan rangsangan hormon estrogen. Pada jaringan mioma jumlah reseptor estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan otot kandungan (miometrium) sekitarnya sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan (membesar pada usia reproduksi) dan biasanya berkurang ukurannya sesudah menopause (mengecil pada pascamenopause)
Sering kali tumor jinak rahim ke arah rongga ini membesar dan bertumbuh keluar dari mulut rahim. Tumor yang ada dalam rahim dapat tumbuh lebih dari satu, teraba seperti kenyal, bentuknya bulat dan berbenjol-benjol sesuai ukuran tumor. Beratnya bervariasi, mulai dari beberapa gram saja, namun bisa juga mencapai 5 kilogram atau lebih.
Jenis
Berdasarkan lokasinya mioma uteri dibagi dalam tiga jenis:
1. Pertumbuhan tetap di dalam dinding rahim
2. Pertumbuhan ke arah rongga rahim
3. Pertumbuhan ke arah permukaan dinding rahim
Gejala dan tanda
Sebagian penyakit ini ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan panggul rutin. Gejala yang timbul bergantung pada lokasi dan besarnya tumor, namun yang paling sering ditemukan adalah:
• Perdarahan yang banyak dan lama selama masa haid atau pun di luar masa haid.
• Rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya infeksi di dalam rahim.
• Penekanan pada organ di sekitar tumor seperti kandung kemih, ureter, rektum atau organ rongga panggul lainnya, menimbulkan gangguan buang air besar dan buang air kecil, pelebaran pembuluh darah vena dalam panggul, gangguan ginjal karena pembengkakan tangkai tumor.
• Gangguan sulit hamil karena terjadi penekanan pada saluran indung telur.
• Pada bagian bawah perut dekat rahim terasa kenyal.
Sering kali penderita merasa nyeri akibat miom mengalami degenerasi atau kontraksi uterus berlebihan pada mioma yang tumbuh ke dalam rongga rahim. Pasangan suami istri sering kali sulit untuk punya anak (infertilitas) disebabkan gangguan pada tuba, gangguan implantasi pada endometrium, penyumbatan, dan sebagainya.Mioma Uteri dapat mengganggu kehamilan dengan dampak berupa kelainan letak bayi dan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi rahim, pendarahan yang banyak setelah melahirkan dan gangguan pelepasan plasenta, bahkan bisa menyebabkan keguguran.Sebaliknya, kehamilan juga bisa berdampak memperparah Mioma Uteri. Saat hamil, mioma uteri cenderung membesar, dan sering juga terjadi perubahan dari tumor yang menyebabkan perdarahan dalam tumor sehingga menimbulkan nyeri. Selain itu, selama kehamilan, tangkai tumor bisa terputar.
Metode penanganan
Bila tumor berukuran kecil dan tidak membesar, cukup dilakukan pemeriksaan rutin setiap 3-6 bulan sekali, pengecilan tumor sementara dengan obat-obatan GnRH analog, mioma memiliki lapisan kapsul yang tegas, dapat dipisahkan/dikupas dari massa tumornya. Jika terjadi komplikasi dan timbul perdarahan, perlu diberikan transfusi darah dan obat penghilang rasa nyeri. Tindakan operasi dilakukan jika tumor membesar dan bila timbul gejala penekanan dan nyeri dan perdarahan yang terus menerus.
Operasi pembedahan: dengan histerektomi (pengangkatan kandungan) jika tidak ada rencana hamil lagi, atau miomektomi (mengangkat miomnya saja) pada usia reproduksi/masih rencana hamil. Namun jika massa tumor terlalu besar atau luas, kadang tidak memungkinkan hanya dilakukan pengangkatan massa tumor, sehingga tetap dilakukan histerektomi.


https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTPHIT_87Swwf6726iFNcQWVKvft4UvxDvDf6o5OB9Ljez25ZgKnQ



Kamis, 12 Mei 2016

tanda-tanda bahaya dalam kehamilan



tanda bahaya




Gambar Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda Bahaya Kehamilan merupakan gejala adanya kelainan pada kehamilan yang apabila tidak segera ditangani dapat menyebabkan keguguran, atau pertumbuhan janin yang tidak normal saat dilahirkan. Saat ini banyak kemajuan di bidang sains dan teknologi yang dapat membantu tenaga medis mendeteksi dini adanya gangguan pada kehamilan dan  proses persalinan. Informasi ini juga terus disebar luaskan oleh para petugas kesehatan, agar kematian ibu dan bayi semakin berkurang.

Selain dengan peralatan medis yang memang sudah tersedia, deteksi dini juga bisa dilakukan dengan memperhatikan Tanda-tanda Tanda Bahaya Kehamilan, yang diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Ibu hamil mengalami perdarahan atau mengeluarkan bercak darah terus menerus dari jalan lahir, baik itu pada usia kehamilan muda maupun tua.
  2. Bengkak di kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala atau bahkan kejang-kejang.
  3. Demam atau panas tinggi. (saat Demam Tinggi Ibu Hamil tidak disarankan minum obat penurun panas, sebaiknya cukup diberikan air putih)
  4. Air ketuban keluar sebelum waktunya, sehingga dapat memicu terjadinya infeksi pada janin.
  5. Gerakan Bayi dalam kandungan berkurang atau tidak bergerak, sama sekali. (seorang ibu hamil bisa merasakan gerakan janin  kurang lebih 10 X dalam 12 jam)
  6. Ibu Hamil muntah terus menerus dan tidak bisa makan sama sekali.
  7. Batuk lama dan menyebabkan kondisi tubuh ibu hamil melemah. 
  8. Jantung berdebar-debar tanpa sebab yang jelas (tidak sedang mengkonsumsi obat).
  9. Gatal-gatal pada kemaluan dan keluar keputihan yang berlebihan
  10. Ibu Hamil mengalami cedera atau trauma pada daerah perut, yang disebabkan karena jatuh atau akibat kekerasan
Apabila salah satu dari sepuluh Tanda Bahaya Kehamilan diatas tidak ditangani, bisa menyebabkan keguguran atau kelahiran dini (prematur) yang sangat membahayakan nyawa ibu dan bayi. Sebaiknya segeralah bawa ke petugas kesehatan didampingi suami atau keluarga. Pilih Tempat Pelayanan Kesehatan terdekat, dan biarkan Ibu Hamil Berbaring dengan rileks, agar keluhan yang dialami tidak semakin parah.
gambar 


Ringkasan:
  • Tanda Bahaya Kehamilan merupakan gejala adanya gangguan pada janin yang dapat menyebabkan kelahiran premature, keguguran bahkan membahayakan nyawa ibu hamil,
  • Apabila ibu hamil mengalami tanda-tanda bahaya pada kehamilannya, segera bawa ke tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan.

Senin, 09 Mei 2016

kanker payudara

19 Ciri Ciri Kanker Payudara (Dilengkapi Gambar)

1. Benjolan / Penebalan di Sekitar Payudara

Ciri Ciri Kanker Payudara - Benjolan
Benjolan di sekitar payudara merupakan salah satu ciri atau tanda paling awal yang harus anda perhatikan. Sebagian wanita memiliki benjolan di daerah ketiak atau sekitar payudara sebagai tanda awal mereka telah terkena kanker payudara stadium awal.
Walau tidak 100 % benjolan ini menandakan bahwa anda terkena kanker, namun setidaknya anda harus waspada, mulai dari yang terasa kecil atau yang sudah mengganggu, sebaiknya langsung berkonsultasi ke dokter terkait.
Untuk membedakan mana benjolan yang kemungkinan besar adalah kanker payudara dan mana yang tidak, berikut adalah beberapa karakteristiknya ((Imaginis, Breast Lumps – Evaluating a Lump in Breast, diakses 18 Oktober 2014))
Tanda Benjolan Yang Kemungkinan Kanker
  • Benjolan terasa keras
  • Benjolan ini tidak diskrit; tidak mudah dibedakan
  • Benjolan tetap di payudara; tidak bergerak
  • Hanya ada satu benjolan
  • Tidak ada benjolan yang sama di payudara sebelahnya
  • Kulit payudara berlesung pipit
  • Benjolan disertai dengan keluarnya cairan
Benjolan Yang Kemungkinan Kecil Menjadi Kanker
  • Benjolan lunak
  • Benjolan diskrit; mudah dibedakan
  • Benjolan bergerak di payudara
  • Ada beberapa benjolan payudara
  • Ada benjolan di payudara sebelahnya.
  • Benjolan menghilang setelah siklus menstruasi
Selain benjolan, penebalan payudara di bawah ketiak juga wajib anda waspadai dan segera konsultasi di dokter terkait jika anda merasakan hal ini.

2. Perubahan Ukuran dan Bentuk Payudara

Ciri Ciri Kanker Payudara - bentuk dan ukuranJika anda melihat ada keanehan dalam salah satu bentuk payudara anda maka anda harus khawatir karena ini merupakan tanda umum kedua yang paling sering terjadi. Tidak hanya bentuk, ukuran payudara juga menjadi tanda yang umum.
Perubahan Ukuran
Dari yang sebelumnya besar, 34 hanya menjadi 32 (Contoh dalam ukuran bh )
Perubahan Bentuk
Dari yang sebelumnya mancung, sekarang menjadi tengkulai ke bawah.
Gambar di samping dapat menjadi contoh untuk ciri yang kedua ini, perubahan ukuran dan bentuk ini dapat terjadi pada salah satu payudara, atau kedua-duanya. Jadi ada baiknya jika anda memperhatikan salah satu berubah, atau keduanya berubah dalam hal bentuk dan ukuran anda dapat berkonsultasi lebih lanjut pada dokter terkait.

3. Terdapat Kerutan di Sekitar Payudara

Ciri Ciri Kanker Payudara - kerutan di payudara
Kerutan biasanya dialami oleh orang yang sudah tua, namun tidak halnya jika anda mengalami atau terkena gejala awal kanker payudara, kerutan mungkin saja terdapat di bagian tertentu di payudara anda.
Kulit payudara normal
Kulit payudara normal tidak memiliki kerutan, cenderung halus dan permukaan yang rata (kecuali di daerah puting)
Kerutan Tanda Kanker Payudara
Kerutan tanda kanker payudara ini dapat anda rasakan dengan tangan perbedaannya, permukan kasar dan spesifik di daerah tertentu pada kulit payudara.
Biasanya kerutan ini akan berwarna sedikit hitam dan tidak terlalu besar lingkupnya.

4. Keluarnya Cairan Dari Puting Secara Tiba Tiba

Ciri Ciri Kanker Payudara - Keluar Cairan Dari PutingKetika tanpa sebab yang jelas (tidak sedang menyusui) tiba tiba keluar cairan dari puting, maka ini adalah salah satu gejala anda terkena kanker payudara.
Cairan putih/bening
Cairan yang keluar dari puting ini dapat berwarna putih dan bening, agak kental atau encer.
Cairan Darah/Kecoklatan
Jika puting mengeluarkan cairan coklat atau bahkan berupa cairan berwarna merah darah, ini sudah tahap kronis dimana anda harus segera berkonsultasi ke dokter. Kemungkinan besar anda mengalami gejala awal kanker payudara.
Namun secara garis besar, apapun cairan yang keluar dari puting tanpa sebab yang jelas sebaiknya anda beri perhatian khusus, periksa ke dokter.

5. Nyeri Tidak Kunjung Hilang Di Bagian Tertentu Payudara

Ciri Ciri Kanker Payudara - nyeriPayudara mungkin saja terasa nyeri ketika anda mengalami menstruasi ataupun ketika sedang hamil. Namun tentu rasa nyeri tersebut dapat hilang seiring dengan selesainya siklus yang anda lalui.
Lalu bagaimana jika rasa nyeri tersebut tidak kunjung hilang? Jika tidak kunjung hilang coba teliti lagi apakah bagian yang nyeri tersebut terletak pada posisi yang sama atau tidak ? jika pada bagian yang sama maka akan semakin besar kemungkinan bahwa itu merupakan gejala kanker payudara yang harus anda waspadai.
Apa yang harus dilakukan pada nyeri tersebut?
  • Jangan di pencet atau ditempelkan dengan’minyak’ pereda nyeri
  • Segera konsultasikan ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
  • Jangan dibiarkan terlalu lama, karena akan sangat berbahaya

6. Payudara Nampak Kemerahan dan Bengkak

Ciri Ciri Kanker Payudara - kemerahan-bengkak
Jika anda mengalami perubahan drastis dari warna kulit sekitar payudara seperti memerah, bengkak, atau terlihat gelap di salah satu sisi dan bagian tertentu pada payudara anda, maka sebaiknya anda mulai berkonsultasi pada dokter spesialis terkait.
Kemerahan
Amati kulit sekitar payudara anda, lihat apakah ada warna aneh di bagian bawah, atas, atau samping. Tanda merah ini biasanya akan membawa kehangatan jika di sentuh. Seperti orang pada saat demam, namun hanya pada daerah tersebut saja.
Bengkak
Selain benjolan ada juga bengkak yang lunak, tidak seperti benjolan yang keras bengkak ini cenderung lebih lunak sifatnya.

7. Puting Masuk Ke Dalam

Ciri Ciri Kanker Payudara - puting masuk ke dalamPuting susu biasanya akan timbul, kalau pun sedang mengecil setidaknya dia akan sejajar dengan kulit. Namun keanehan harus anda perhatikan ketika ia telah menukik ke dalam dan tidak sewajarnya.
Apakah puting susu saja ?
Tidak. Semua bagian di payudara yang menukik di dalam harus anda waspadai sebagai gejala kanker payudara yang patut dilakukan pengecekan lebih lanjut agar tidak menjadi lebih bahaya.
Puting susu yang ‘bersembunyi’ di dalam dapat terjadi di hanya salah satu bagian saja atau di kedua bagian sekali gus.
Ingat!! Tidak hanya puting susu, bagian lain selain puting juga dapat menukik ke dalam yang tandanya harus anda perhatikan agar tidak berdampak kronis.

8. Gatal, Bersisik Sakit, dan Ruam di Puting Susu

Ciri Ciri Kanker Payudara - Gatal Bersisik-RuamFaktor lain yang dapat menjadi ciri ciri penyakit kanker payudara adalah timbulnya gatal yang tidak terduga di sekitar daerah payudara. Gatal ini dapat terjadi dalam skala kecil dan tidak terlalu mengganggu sampai yang cukup mengganggu karena sulit hilang serta intensitasnya sudah sangat tinggi.
Bersisik
Di kulit payudara juga timbul semacam sisik yang cukup mengganggu karena sakit jika di kelupas atau di pegang. Bersisik pada bagian kulit mana pun tentu harus mendapat treatment yang lebih karena sewajarnya kulit manusia tidak akan bersisik, terlebih jika terjadi di daerah payudara.
Ruam
Khusus untuk ruam hanya terjadi di sekitar puting susu, jika terjadi ruam, sebaiknya berkonsultasi di dokter terkait.
* Credit image to Susan G Komen Via komen.org

Gejala Lanjut Kanker Payudara

8 Ciri di atas merupakan gejala awal kanker payudara, namun tentu jika kanker sudah menyebar tentu tidak hanya memberikan efek pada fisik di sekitar payudara tersebut. Berikut adalah tanda dan efek kanker payudara yang terlambat diketahui((Cancer.caSigns and symptoms of breast cancer, diakses 18 Oktober 2014)) atau ketika kanker telah menyebar dan mempengaruhi bagian lain di tubuh kita.
  1. Nyeri tulang
  2. Mual
  3. Kehilangan nafsu makan
  4. Penurunan berat badan
  5. Penyakit kuning
  6. Penumpukan cairan di sekitar paru-paru (efusi pleura)
  7. Sesak napas
  8. Sakit kepala hebat dan tidak lekas sembuh
  9. Batuk
  10. Penglihatan ganda
  11. Kelemahan otot
Setelah mengetahui ciri ciri kanker payudara, ada baiknya anda berkonsultasi ke dokter terkait untuk menemukan solusi atas tanda yang anda alami.

Diagnosis Kanker Payudara

Ada beberapa diagnosis kanker payudara yang dapat dilakukan oleh para medis yaitu :
1. Mammogram
mammogram
Adalah cara paling ampuh untuk mendeteksi kanker payudara, mammogram adalah gambar x-ray dari payudara untuk mengetahui jaringan yang ada didalamnya.
2. Biopsi
biopsi
Tes biopsi digunakan untuk orang yang diduga menderita kanker payudara, tes ini dilakukan untuk menindaklanjuti hasil screening dan gejala yang mereka rasakan untuk mengetahui apakah ada kanker payudara atau tidak dan untuk menindaklanjutinya.

Sabtu, 07 Mei 2016

plasenta previa


PLASENTA PREVIA


1.      Definisi
a.       Plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir, (prae: didepan; vias: jalan). Jadi yang dimaksud adalah plasenta yang implantasinya tidak normal ialah rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian osium internum. Implantasi plasenta yang normal ialah pada dinding depan atau dinding belakang rahim didaerah fundus uteri. (Obsterti Patologi, Edisi 1984).
b.      Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh osteum uteri internum. (2).
c.       Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya subnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi seluruh atau sebagian jalan lahir. (1).
2.      Klasifikasi Plasenta Previa
Plasenta previa dibagi kedalam tiga bagian yaitu:
1)      Plasenta previa totalis: seluruh internum tertutup oleh plasenta.
2)      Plasenta previa lateralis: hanya sebagian dari ostium tetutup oleh plasenta.
3)      Plaseta previa marginalis: hanya pada pingir ostium terdapat jaringan plasenta. (Obsterti Patologi, Edisi 1984).
4)   plasenta letak rendah : berada pada segmen bawah rahim
Dari klasifiskasi tersebut yang sama sekali tidak dapat melahirkan pervaginam yaitu plasenta previa totalis seperti terdapat dalam gambar berikut :
perdarahan antepartum plasenta previa
jenis plasenta previa
3.      Etiologi
Belum diketahui pasti, frekuensi plasenta previa menigkat pada grade multi para. Primigravida tua. Bekas seksiosesarea, bekas aborsi, kelainan janin dan leiomioma uteri. (2).
a.       Anamnesis: Perdarahan jalan lahir berwana merah segar tanpa rasa nyeri. Tanpa sebab terutama pada multi para.
b.      Pemeriksaan fisik
1)      Pemeriksaan luar, bagian tebawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul. Ada kelainan letak jain.
2)      Pemeriksaan inspekulo, perdarahan berasal dari usteum uteri eksternum.
c.       Penentun letak plasenta secara lansung baru dikerjakan jika fasilitas lain tidak ada dan dilakukan dalam keadaan siap operasi, disebut dalam pemeriksaan dalam meja operasi(PDMO), caranya sebagai berikut:
1)      Perabaan fornik, hanya bermakna jika janin persentasi kepala. Sambil mendorong sedikit kepala janin kearah pintu atas panggul. Perlahan-lahan raba seluruh forniks dengan jari. Perabaan lunak jika antara jari dan kepala terdapat plasenta
2)      Pemeriksaan melalui kanalis servikalis, setelah pada perabaan forniks dicurigai adanya plasenta previa. Bila kanalis servikalis telah terbuka, perlahan-lahan masukan jari sekali-sekali berusaha menyusuri pinggir plasenta seterusnya karena mungkin plasenta akan terlepas dari inersinya. (2).
4.      Komplikasi
  1. Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan, anemia karena perdarahan plasentitis, dan endometritis pasca persalinan.
  2. Pada janin biasanya terjadi persalinan premature dan komplikasi seperti Asfiksi berat. ( Mansjoer, 2002)
5.      Gambaran Kinik
Pendarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau bekerja biasa, perdarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan berakibat fatal. Perdarahan berikutnya hampir selalu banyak dari pada sebelumnya, apalagi kalau sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam. Sejak kehamilan 20 minggu segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat dari dinding uterus. Pada saat ini dimulai terjadi perdarahan darah berwarna merah segar.
Sumber perdarahan ialah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus perdarahan tidak dapat dihindari karena ketidak mampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan, tidak sebagai serabut otot uterus untuk menghentikan perdarahan kala III dengan plasenta yang letaknya normal makin rendah letak plasenta makin dini perdarahan terjadi, oleh karena itu perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini dari pada plasenta letak rendah, yang mungkin baru berdarah setelah persalinan mulai. ( Wiknjosostro, 1999 : 368 )
6.      Pemeriksaan diagnostic
1)      Anamnesis.Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu berlangsung tanpa nyeri terutama pada multigravida, banyaknya perdarahan tidak dapat dinilai dari anamnesis, melainkan dari pada pemeriksaan hematokrit.
2)      Pemeriksaan Luar. Bagian bawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul presentasi kepala, biasanya kepala masih terapung di atas pintu atas panggul mengelak ke samping dan sukar didorong ke dalam pintu atas panggul.
3)      Pemeriksaan In Spekulo. Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari osteum uteri eksternum atau dari ostium uteri eksternum, adanya plasenta previa harus dicurigai.
4)      Penentuan Letak Plasenta Tidak Langsung. Penentuan letak plasenta secara tidak langsung dapat dilakukan radiografi, radioisotope, dan ultrasonagrafi. Ultrasonagrafi penentuan letak plasenta dengan cara ini ternyata sangat tepat, tidak menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan janinnya dan tidak menimbulkan rasa nyeri. (Wiknjosostro, 2005)
5)      Pemeriksaan Ultrasonografi. Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan implantasi plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap ostium bila jarak tepi 5 cm disebut plasenta letak rendah.
6)      Diagnosis Plasenta Previa Secara Defenitif.. Dilakukan dengan PDMO yaitu melakukan perabaan secara langsung melalui pembukaan serviks pada perdarahan yang sangat banyak dan pada ibu dengan anemia berat, tidak dianjurkan melakukan PDMO sebagai upaya menetukan diagnosis. (Saifudin, 2001)
7.      Penatalaksanaan
a.       Terapi ekopektif
1)      Tujuan terapi ekopektif ialah supaya janin tidak terlahir premature, penderita dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servikalis. Upaya diagnosis dilakukan secara non-infansif pemantauan klinis dipantau secara ketat dan baik.
Syarat-syarat terapi ekopektif:
a)            Kehamilan preterm dan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti.
b)            Belum ada tanda-tanda inpartu.
c)            Keadaan umum ibu cukp baik.
d)           Janin masih hidup.
2)      Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotic profilaksis.
3)      Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui inplantasi plasenta, usia kehamilan, profil biofisik, letak dan presentasi janin.
4)      Berikan tokolitik jika ada kontaraksi.
a)            MgSO4 4 grm iv dosis awal dilanjutkan 4grm setiap 6 jam.
b)            Betametason 24 mg iv dosis tunggal untuk pematangan paru janin.
5)      Uji pematangan paru janin dengan tes kocok(bubble tes) dan hasil amniosentesis.
6)      Bila setelah usia kehamilan diatas 24 minggu, plasenta masuh berada disekitar ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi jelas, sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk menghadapi kemungkinan keadaan gawat janin.
b.      Terapi aktif
1)      Wanita hamil diatas 2 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan banyak, harus segera ditatalaksanakan secara aktif tanpa memandang maturnitas janin.
2)      Untuk diagnosis plasenta previa dan menetukan cara menyelesaikan persalinan, setelah semua persyaratan terpenuhi, lakukan PDMO jika:
a)      Infuse atau tranfusi telah terpasang, kamar dan tim operasi telah siap.
b)      Kehamilan ≥ 37 minggu (BB 2500 grm) dan inpartu.
c)      Janin telah meniggal atau terdapat anomaly kongenital mayor (misal: anensefali).
d)     Perdarahan dengan bagian bawah janin telah jauh melewati pintu atas panggul (2/5 atau 3/5 pada palpasi luar).
Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa adalah:
1)            Seksio sesarea
a)            Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tidak punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilaksanankan.
b)            Tujuan seksio sesarea.
Ø   Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan menghentikan perdarahan.
Ø   Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada serviks uteri, jika janin dilahirkan pervaginam.
c)            Lakukan perawatan lanjut paska bedah termaksud pemantauan perdarahan, infeksi dan keseimbangan cairan masuk, keluar.
 
GAMABAR !!!
 
 

 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA 
Mansjoer A,et al. 2001. Kapita Selekta. Jakarta : Penerbit Media   Aesculapius FKUI
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP
  Cunningham, William. 2002. William Obstetri vol 2. EGC : Jakarta
  Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I . EGC : Jakarta
  Prawirohardjo, Sarwono. 2002.Buku Panduan Praktis Maternal dan Neonatal. 2002. YBSP : Jakarta
  Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. YBPSP: Jakarta